Translate

Rabu, 15 Januari 2014

perkembangan religi pada anak



PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL ANAK
A.    Pengertian Perkembangan
Menurut Hurlock (1980) mengemukakan bahwa perkembangan berarti buka sekedar penembahan ukuran tinggi dan berat badan seseorang atau kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Sedangkan menurut Baltes (1987) perkembangan meliputi gains (growth) dan losses (decline), jadi sepanjang hidup individu selain ada pertumbuhan juga ada penurunan.
Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan pertumbuhan segala sesuatu yang ada didalam diri kita baik afektif, kognitif maupun psikomotorik yang dipengaruhi lingkungan, pengalaman dan kematangan yang juga disertai dengan kemunduran/penuaan. Adapun tahapan perkembangan anak menurut hurlock (1980) yaitu:
f.       Masa bayi baru lahir (dari kelahiran sampai akhir minggu ke dua).
g.      Masa bayi (mulai akhir minggu kedua – 2 tahun).
h.      Awal masa kanak-kanak (usia 2-6 tahun).
i.        Akhir masa anak-anak (6-12 tahun). 
Perkembangan mencangkup proses-proses biologis (biological process), kognitif (cognitive process), sosioemosional (sosioemotional process), perkembangan moral dan perkambangan minat terhadap agama.

B.     Perkembangan Minat Anak-Anak Awal Terhadap Agama
Pada masa ini, menurut Hurlock (1980), keingintahuan anak tentang masalah-masalah agama menjadi besar dan anak senang mengajukan banyak pertanyaan (terutama pada akhir masa ini). Anak menerima jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tanpa ragu-ragu. Konsep anak tentang agama adalah realistis, dalam arti nak menafsidrkan apa yang didengar dan dilihatnya sesuai aapa yang sudah diketahuinya. Misalnya, tuhan berambut panjang dan berjenggot, malaikat bersayap putih, surga adalah tempat dimana segala keinginan dipenuhi.
Minat anak pada agama bersifat egosentris, contoh: menurut anak, santa claus akan membawakan semua yang ia inginkan. Juga ada pada tahapan dongeng, artinya anak menerima semua keyakinan dengan unsur yang tidak nyata. Cerita-cerita alkitab dan upacara-upacara agama sangat menarik perhatianny, sehingga anak sangan senang dilibatkan pada upacara-upacara agama.

C.    Perkembangan Minat Anak-Anak Akhir Terhadap Agama
Pada masa anak-anak akhir minta terhadap agamaditampkn melalui:
1.      Banyak bercakap dengan temannya tentang agama, tettapi lebih dipusatkan tentang tata ibadat daripada tentang doktrin. Juga tentang hal-hal seperti surga, neraka, malikat atau iblis.
2.      Minat mengikuti upacara keagamaan masih kuat.
3.      Karena kemampuan menalar mereka makin meningkat, mulai muncul kebingungan dan keraguan yang cenderung melemahkan kepercayaan (terutama pada akhir masa ini)
4.      Minjat pada doa biasanya berkurang karena merasa sebagian besar doanya tidak terjawab.
Tingkat regiliusitas individu sangat dipengaruhi oleh oerkembangan minat agama pada saat anak-anak, sehingga orang tua perlu memerhatikan kegeitan keagamaanbagi anaknya.untuk skank-kanak akhir, sudah bisa dilatih untuk membacaaj dan agar anak tertarik bisa diberikan kitab khusu untuk anak-anak. Kegiatan keagamaan yang sesuai dengan usianyajuga perlu diperkenalkan dan anak diltih untuk ikut aktif menghadiri. Berbagai penelitian telah menunjukan bahwa bahwa ajaran agama yang dihayati merupakan suaatu buffer atau penyangga untuk perkembangan yang positiv fungsi psikologis individu. Memang belum banyak penelitian yang dilakukan pada anak berkaitan dengan sejauh mana peran agama dalam kehidupan anak. Namun berbagai pennelitian ( Bridge & moore ) 2002 dengan subjek remaja telah menunjukan hasil bahwa agama berefek positiv, yaitu menghindarkan remaja dari deliquency (kenakalan remaja), poenggunaan Narkoba, perilaku seksual, dan mereka cenderungberprilaku positive sebagai prilaku prososial, memahami nilai-nilai moral, serta memiliki kepribadian dan kesehatan mental yang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Volling, mahoney dan Raur 2009 menunjukan bahwa kehidupan keagamaan anak dipengaruhi oleh religiusitas orangtuanya. Orang tua yang religius akan mendorong anak-anaknya mengikuti keghiatan-kegiatan keagamaan sehingga mempengaruhi munculnya prilaku-prilaku positive seperti self control yang lebih baik, perkembangan suara hati (hati nurani) serta problem-problem prilaku internal dan eksternal yang sedikit.

D.    Perkembangan Minat Remaja Terhadap Agama
Sejalan dengan perkembangan kesadaran moralitas, perkembangan keagamaan , yang erta hubungannya dengan perkembangan intelektual disamping emosionakl dan volisional, mengalami perkembangan. Para ahli umumnya ( Zakiah, Starbuch, William) sependapat bahwa pada garis besarnya perkembangan keagamaan itu dapat dibagi menjadi dalam tiga tahapanyang secara kualitatif menunjukan karakteristik yang berbeda. Adapun penghayatan keagamaan remaja adalah sebagai berikut:
1.      Masa remaja awal, yang ditandai oleh hal-hal berikut:
a.       Sikap negatif ( meskipun tidak selalu terang-terangan) disebabkan alam pikiranya yang kritis melihat kenyataan orang-orang beragama secara pura-pura yang pengakuan dan ucapannya tidak selalu selaras dengan perbuataanya.
b.      Pandangan dalam hal keutuhannya menjadi kacau karena ia banyak membaca atau mendengar barbagi konsep dan aliran pemikiran atau paham banyak yang tidak cocok atau bertentangan satu sama lain.
c.       Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptis sehingga banyak yang enggan melakukan berbagai kegiatan ritual yang selama ini dilakukannya dengan penuh kepatuhan.
2.      Masa remaja akhir yang ditandai oleh hal-hal berikut ini:
a.       Sikap kembali, pada umumnya kearah positif dengan tercapainya kedewasaan intelektual bahkan agama dapat menjadi pegangan hidupnya menjelang kedewasaan.
b.      Pandangan dalam hal ketuhanan dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya .
c.       Penghayatan rohaniahnya kembali tenang melalui proses identifikasi dan merindu puja, ia dapat membedakan antara agama sebagai doktrin atau ajaran dan manusia penganutnya, yang baik dan yang tiak. Ia juga memahami bahwa terdapat berbagai aliran pemikiran atau paham dan jenis keagamaan yang penuh toleransi dan seygyanya diterima sebagai kenyataan yang hidup didunia ini.

E.     Issue dan Solusi Terhadap Aksi Anarkis FPI Terhadap Pengaruhnya Kepada Anak.
              Saat ini sangat ramai sekali diperbincangkan masalah aksi-aksi anarkis FPI yang berlabelkan agama islam dengan tameng nilai-nilai islam nya melakukan aksi-aksi anarkis terhadap golongan-golongan masyarakat yang dianggap sesat atau menyimpang dari agama. Aksi-aksi anarkis ini merupakan aksi-aksi yang sangat tidak etis bila dilihat oleh anak-anak, seperti memukul, menendang, menembak bahkan menganiaya sesama manusia. Tentunya ini dapat mempengaruhi perkembangan agama seorang anak.
              Sangatlah mungkin bila seorang anak menjadi anarkis dan sangat berlaku tidak wajar ketika pada saat membela agamanya. Karena apa yang dia lihat adalah hal-hal yang seperti itu.  Padahal sudah ditekankan di negara ini terhadap toleransi beragama, tentunya ada cara-cara atau hal-hal yang lebih baik dalam menghadapi hal-hal yang di anggap menyimpang dari agama, tentunya bukan dengan cara kekerasan.
              Tentunya hal ini menjadi peran orang tua terhadap perkembangan agama untuk anaknya, sedini mungkin seorang anak sudah diajarkan tentang toleransi beragama dan bagaimana menciptakan kerukanan antar umat beragama.



Daftar pustaka
Agustin, Nurihsan. (2011). DINAMIKA PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA (Tinjauan Psikologis, Pendidikan, dan bimbingannya). Bandung. PT Reflika Aditama.
Soetjiningsih. (2012). PERKEMBANGAN ANAK (Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak Akhir). Jakarta. PRENADA MEDIA GROUP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar