PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL ANAK
A.
Pengertian
Perkembangan
Menurut Hurlock (1980) mengemukakan bahwa
perkembangan berarti buka sekedar penembahan ukuran tinggi dan berat badan
seseorang atau kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari
banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Sedangkan menurut Baltes (1987)
perkembangan meliputi gains (growth)
dan losses (decline), jadi sepanjang
hidup individu selain ada pertumbuhan juga ada penurunan.
Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa perkembangan merupakan pertumbuhan segala sesuatu yang ada didalam diri
kita baik afektif, kognitif maupun psikomotorik yang dipengaruhi lingkungan,
pengalaman dan kematangan yang juga disertai dengan kemunduran/penuaan. Adapun
tahapan perkembangan anak menurut hurlock (1980) yaitu:
f. Masa
bayi baru lahir (dari kelahiran sampai akhir minggu ke dua).
g. Masa
bayi (mulai akhir minggu kedua – 2 tahun).
h. Awal
masa kanak-kanak (usia 2-6 tahun).
i.
Akhir masa anak-anak (6-12 tahun).
Perkembangan mencangkup proses-proses biologis (biological process), kognitif (cognitive process), sosioemosional (sosioemotional process), perkembangan moral
dan perkambangan minat terhadap agama.
B.
Perkembangan
Minat Anak-Anak Awal Terhadap Agama
Pada masa ini, menurut Hurlock (1980), keingintahuan
anak tentang masalah-masalah agama menjadi besar dan anak senang mengajukan
banyak pertanyaan (terutama pada akhir masa ini). Anak menerima jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan tanpa ragu-ragu. Konsep anak tentang agama
adalah realistis, dalam arti nak menafsidrkan apa yang didengar dan dilihatnya
sesuai aapa yang sudah diketahuinya. Misalnya, tuhan berambut panjang dan
berjenggot, malaikat bersayap putih, surga adalah tempat dimana segala
keinginan dipenuhi.
Minat
anak pada agama bersifat egosentris, contoh: menurut anak, santa claus akan
membawakan semua yang ia inginkan. Juga ada pada tahapan dongeng, artinya anak
menerima semua keyakinan dengan unsur yang tidak nyata. Cerita-cerita alkitab
dan upacara-upacara agama sangat menarik perhatianny, sehingga anak sangan
senang dilibatkan pada upacara-upacara agama.
C.
Perkembangan
Minat Anak-Anak Akhir Terhadap Agama
Pada
masa anak-anak akhir minta terhadap agamaditampkn melalui:
1. Banyak
bercakap dengan temannya tentang agama, tettapi lebih dipusatkan tentang tata
ibadat daripada tentang doktrin. Juga tentang hal-hal seperti surga, neraka,
malikat atau iblis.
2. Minat
mengikuti upacara keagamaan masih kuat.
3. Karena
kemampuan menalar mereka makin meningkat, mulai muncul kebingungan dan keraguan
yang cenderung melemahkan kepercayaan (terutama pada akhir masa ini)
4. Minjat
pada doa biasanya berkurang karena merasa sebagian besar doanya tidak terjawab.
Tingkat regiliusitas individu sangat dipengaruhi
oleh oerkembangan minat agama pada saat anak-anak, sehingga orang tua perlu
memerhatikan kegeitan keagamaanbagi anaknya.untuk skank-kanak akhir, sudah bisa
dilatih untuk membacaaj dan agar anak tertarik bisa diberikan kitab khusu untuk
anak-anak. Kegiatan keagamaan yang sesuai dengan usianyajuga perlu
diperkenalkan dan anak diltih untuk ikut aktif menghadiri. Berbagai penelitian
telah menunjukan bahwa bahwa ajaran agama yang dihayati merupakan suaatu buffer
atau penyangga untuk perkembangan yang positiv fungsi psikologis individu.
Memang belum banyak penelitian yang dilakukan pada anak berkaitan dengan sejauh
mana peran agama dalam kehidupan anak. Namun berbagai pennelitian ( Bridge
& moore ) 2002 dengan subjek remaja telah menunjukan hasil bahwa agama
berefek positiv, yaitu menghindarkan remaja dari deliquency (kenakalan remaja),
poenggunaan Narkoba, perilaku seksual, dan mereka cenderungberprilaku positive
sebagai prilaku prososial, memahami nilai-nilai moral, serta memiliki
kepribadian dan kesehatan mental yang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Volling, mahoney dan
Raur 2009 menunjukan bahwa kehidupan keagamaan anak dipengaruhi oleh
religiusitas orangtuanya. Orang tua yang religius akan mendorong anak-anaknya
mengikuti keghiatan-kegiatan keagamaan sehingga mempengaruhi munculnya
prilaku-prilaku positive seperti self control yang lebih baik, perkembangan
suara hati (hati nurani) serta problem-problem prilaku internal dan eksternal
yang sedikit.
D.
Perkembangan
Minat Remaja Terhadap Agama
Sejalan dengan perkembangan kesadaran moralitas,
perkembangan keagamaan , yang erta hubungannya dengan perkembangan intelektual
disamping emosionakl dan volisional, mengalami perkembangan. Para ahli umumnya
( Zakiah, Starbuch, William) sependapat bahwa pada garis besarnya perkembangan
keagamaan itu dapat dibagi menjadi dalam tiga tahapanyang secara kualitatif
menunjukan karakteristik yang berbeda. Adapun penghayatan keagamaan remaja
adalah sebagai berikut:
1. Masa
remaja awal, yang ditandai oleh hal-hal berikut:
a. Sikap
negatif ( meskipun tidak selalu terang-terangan) disebabkan alam pikiranya yang
kritis melihat kenyataan orang-orang beragama secara pura-pura yang pengakuan
dan ucapannya tidak selalu selaras dengan perbuataanya.
b. Pandangan
dalam hal keutuhannya menjadi kacau karena ia banyak membaca atau mendengar
barbagi konsep dan aliran pemikiran atau paham banyak yang tidak cocok atau
bertentangan satu sama lain.
c. Penghayatan
rohaniahnya cenderung skeptis sehingga banyak yang enggan melakukan berbagai
kegiatan ritual yang selama ini dilakukannya dengan penuh kepatuhan.
2. Masa
remaja akhir yang ditandai oleh hal-hal berikut ini:
a.
Sikap kembali, pada umumnya kearah
positif dengan tercapainya kedewasaan intelektual bahkan agama dapat menjadi
pegangan hidupnya menjelang kedewasaan.
b.
Pandangan dalam hal ketuhanan
dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya .
c.
Penghayatan rohaniahnya kembali tenang
melalui proses identifikasi dan merindu puja, ia dapat membedakan antara agama
sebagai doktrin atau ajaran dan manusia penganutnya, yang baik dan yang tiak.
Ia juga memahami bahwa terdapat berbagai aliran pemikiran atau paham dan jenis
keagamaan yang penuh toleransi dan seygyanya diterima sebagai kenyataan yang
hidup didunia ini.
E.
Issue
dan Solusi Terhadap Aksi Anarkis FPI Terhadap Pengaruhnya Kepada Anak.
Saat
ini sangat ramai sekali diperbincangkan masalah aksi-aksi anarkis FPI yang
berlabelkan agama islam dengan tameng nilai-nilai islam nya melakukan aksi-aksi
anarkis terhadap golongan-golongan masyarakat yang dianggap sesat atau
menyimpang dari agama. Aksi-aksi anarkis ini merupakan aksi-aksi yang sangat
tidak etis bila dilihat oleh anak-anak, seperti memukul, menendang, menembak
bahkan menganiaya sesama manusia. Tentunya ini dapat mempengaruhi perkembangan
agama seorang anak.
Sangatlah
mungkin bila seorang anak menjadi anarkis dan sangat berlaku tidak wajar ketika
pada saat membela agamanya. Karena apa yang dia lihat adalah hal-hal yang
seperti itu. Padahal sudah ditekankan di
negara ini terhadap toleransi beragama, tentunya ada cara-cara atau hal-hal yang
lebih baik dalam menghadapi hal-hal yang di anggap menyimpang dari agama,
tentunya bukan dengan cara kekerasan.
Tentunya
hal ini menjadi peran orang tua terhadap perkembangan agama untuk anaknya,
sedini mungkin seorang anak sudah diajarkan tentang toleransi beragama dan
bagaimana menciptakan kerukanan antar umat beragama.
Daftar pustaka
Agustin, Nurihsan. (2011). DINAMIKA PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA
(Tinjauan Psikologis, Pendidikan, dan bimbingannya). Bandung. PT Reflika
Aditama.
Soetjiningsih. (2012). PERKEMBANGAN ANAK
(Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak Akhir). Jakarta. PRENADA MEDIA
GROUP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar