PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
A.
Pengertian
Perkembangan
Menurut Hurlock (1980) mengemukakan bahwa
perkembangan berarti buka sekedar penembahan ukuran tinggi dan berat badan
seseorang atau kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari
banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Sedangkan menurut Baltes (1987)
perkembangan meliputi gains (growth)
dan losses (decline), jadi sepanjang
hidup individu selain ada pertumbuhan juga ada penurunan.
Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa perkembangan merupakan pertumbuhan segala sesuatu yang ada didalam diri
kita baik afektif, kognitif maupun psikomotorik yang dipengaruhi lingkungan,
pengalaman dan kematangan yang juga disertai dengan kemunduran/penuaan. Adapun
tahapan perkembangan anak menurut hurlock (1980) yaitu:
1. Masa
bayi baru lahir (dari kelahiran sampai akhir minggu ke dua).
2. Masa
bayi (mulai akhir minggu kedua – 2 tahun).
3. Awal
masa kanak-kanak (usia 2-6 tahun).
4. Akhir
masa anak-anak (6-12 tahun).
Perkembangan mencangkup proses-proses biologis (biological process), kognitif (cognitive process), dan sosioemosional (sosioemotional process).
B.
Perkembangan
Kognitif Anak
Proses kognitif meliputi perubahan perubahan pada
pada pemikiran, intelegensi dan bahasa. Berdasarkan tahapan perkembangan
individu maka proses perkembangan kognitif pada anak dapat dilihat pada
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahap
Sensoris motorik (0-2 tahun).
Piaget
mengatakan bahwa pada periode ini ditandai oleh penggunaan senso motorik (dalam
pengamatan dan pengindraan) yang intensif terhadap dunia sekitarnya. Prestasi
intelektual yang dicapai dalam periode ini ialah perkembangan bahasa, hubungan
tentang objek, kontrol skema, kerangka berpikir, pembentukan pengertian,
pengenalan hubungan sebab-akibat. Prilaku kognitif yang nampak antara lain:
a. Menyadari
dirinya berbeda dari benda-benda sekitarnya
b. Sensitif
terhadap rangsangan suara dan bahaya.
c. Mencoba
bertahan pada yang menarik.
d. Mendeskripsikan
objek/ benda dengan memanipulasinya.
e. Mulai
memahami ketepatan makna suatu objek meskipun lokasi dan posisinya berubah.
Namun teori piaget diatas dikritik oleh Santrock
(1995) dalam penelitiannya mengatakan bahwa
a. Suatu
dunia yang nyata telah dibangun jauh lebih awal pada masa bayi dibandingkan
dengan yang dibayangkan piaget.
b. Memori
dan bentuk-bentuk kegiatan simbolis lainya terjadi sekurang-kurangnya pada
semester kedua tahun pertama.
Santrock juga mengatakan bahwa perkembangan
Persepsi, perkembangan konsep dan memori bayi sudah berkembang lebih awal yaitu
sejak bayi berusia 4-6 bulan. Pengalaman seorang bayi pada saat berusia enam
bulan ternyata masih dapat diingatnya hingga 2 tahun kemudian. Jadi kemampuan
mengingat bayi terjadi jauh lebih awal dibandingkan pendapat-pendapat yang dulu
dan daya ingatnya juga lebih baik.
2. Tahap
Pra-operasional (2-7 tahun)
Menurut
Piaget periode ini terbagi kedalam dua tahapan ialah:preconceptual (2-4 tahun)
dan intuitive (4-7 tahun). Periode preconceptual ditandai dengan cara berpikir
yang bersifat transduktif (menarik konklusi tentang suatu yang khusus atau
dasar hal ksusus; sapi disebut juga kerbau) pada tahap ini bentuk pemikiran
dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Ergosentris,
suatu ketidak mampuan untuk membedakan antara perspektif dirinya dengan
perspektif oranglain.
b. Animisme,
keyakinan bahwa objek yang tidak bergerak mempunyai kehidupan dan dapat
bertindak.
Periode Intuitive, pada tahap ini anak
mulai menggunakan penalaran primitive dan ingin tahujawaban atas semua
pertanyaan. Anak mengatakan mengetahui sesuatu tanpa menggunakan pemikiran
rasional. Pada tahap ini anak sudah mampu memahami angka-angka walaupun masih
secara terbatas. Namun pada tahapan akhir
ini kemampuannya menjadi lebih baik. Adapun perilaku kognitif yang
nampak pada tahap Pra-operasional antara lain:
a. Self-centered
dalam memandang dunianya
b. Dapat
mengklasifikasikan objek-objek dasar satu ciri tertentu yang memiliki ciri yang
sama, mungkin pula memiliki perbedaan dalam hal lainya.
c. Dapat
melakukan koleksi benda-benda berdasarkan suatu ciri dan kriteria tertentu.
d. Dapat
menyusun benda-benda, tetapi belum dapat menarik inferensi dari dua benda yang
tidak bersentuhan meskipun terdapat dalam susunan yang sama.
3. Tahap
Operasional Konkret (7-11 tahun)
Pada tahapan ini,
pemikiran logis menggantikan pemikiran intuitif. Konsep yang semula samar-samar
dan tidak jelas kini menjadi konkret.pada tahapan ini perkembangan kognitif
dapat terlihat dari:
a. Konservasi,
yaitu kemampuan anak untuk memahami bahwa suatu zat/objek/benda tetap memiliki
substansi yang sama walaupun mengalami perubahan dalam penampilan
b. Klasifikasi,
yaitu kemampuan anak untuk mengelompokan/mengkasifikasi benda dan memahami
hunungan antar benda tersebut.
c. Seriation,
yaitu kemampuan anak untuk mengurutkan sesuai deimensi kuantitaifnya.
d. Transtivity,
yaitu kemampuan anak memikirkan relasi gabungan secara logis.
C.
Permasalahan
dalam Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif anak harus dikembangkan secara
optimal karena menyangkut kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari anak. Namun,dalam perkembangannya, ditemukan kesulitan kesulitan
yang dihadapi anak diantaranya: anak sulit mengerti bila dijelaskan tentang
sesuatu, lambat dalam mengerjakan sesuatu, atau keliru dalam menyelesaikan
suatu persoaalan, sulit berkonsentrasi. Permasalahan kognitif dapat pula
menyangkut intelgensi rendah yang disebut retardasi mental (lemah mental).
Lemah mental dibagi menjadi tiga golongan yaitu: ringan dengan iQ 50-70, sedang
dengan iQ 35-49, dan berat dengan iQ 20-34.
Permasalahan kognitif juga dapat berupa kretinisme
yaitu keadaan jasmani dengan tanda-tanda bdannya cebol, kulit muka dan badan
tebal berlipat-lipat, muka menggembung dan tampak bodoh. Lidahnya menjulur
keluar dan dahinya penuh dengan rambut. Penyebab kretinisme ini adalah gangguan
perkembangan kelenjar thyroid. Anak kretin ini biasanya mulai berbicara dan
berjalan lebih lambat dari pada anak normal, umur mental nya hanya mencapai
umur mental 3 sampai 4 tahun, sehingga dapt dikategorikan sebagai mental lemah.
D.
Issue
dan Solusi Terhadap Anak yang Lambat dalam Kemampuan Membaca.
Membaca merupakan keterampilan khusus yang sangat
penting yang harus dimiliki setiap anak. Karena dengan membaca otomatis akan
mempengaruhi perkembangan kognitifnya. Kemampuan membaca yang kurang baik dapat
mempengaruhi proses perkembangannya seperti dalam proses pembelajaran
disekolah.
Jika dilihat dari tahapan perkembangan kognitif pada
anak, kemampuan membaca seharusnya sudah dapat dikembangkan pada tahapan
Pre-operasional period yaitu pada saat anak-anak berumur 2-7 tahun. Karena pada
tahapan ini anak memiliki kemampuan memusatkan perhatian dan pikiranya,
memiliki kemampuan menganalisis tugas, dan memiliki ingatan memori yang jauh
lebih baik pada saat masih balita.
Tentunya kesulitan dalam membaca bagi anak dapat
dihindari dengan cara memberikan perhatian dan pembelajaran yang tepat pada
tahapan perkembangan Pra-operasional agar perkembangan kognitifnya menjadi
maksimal. Piaget dan Vygotsky mengatakan bahwa Orang lain dan bahasa merupakan
faktor yang sangat penting dalam perkembangan Kognitif pada tahapan ini. Karena
anak-anak dapat mengembangkan konsep-konsep sistematis, logis dan rasional
sebagai akibat dari percakapan dengan orang lain yang ahli.
Zone of proximal Development (ZPD) merupakan konsep
dari Vygotsky yang dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan kognitif
pada anak. Konsep ini menekankan pada bimbingan orang tua atau orang dewasa
yang lebih terampil, artinya dalam kasus membaca orangtua lah yang secara
langsung sangat berperan penting dalam proses pembelajaranya. Vygotsky juga
mengatakan bahwa dialog merupakan alat yang penting dalam konsep ZPD,
komunikasi dan cara penyampaian informasi kepada anak pun harus diperhatikan
dengan baik.
Daftar pustaka
Agustin, Nurihsan. (2011). DINAMIKA PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA
(Tinjauan Psikologis, Pendidikan, dan bimbingannya). Bandung. PT Reflika
Aditama.
Soetjiningsih. (2012). PERKEMBANGAN ANAK
(Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak Akhir). Jakarta. PRENADA MEDIA
GROUP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar